Penjelasanyang diberikan oleh Rasulullah SAW terhadap maksud ayat-ayat tersebut sesuai dengan perintah yang diberikan Allah SWT kepada beliau: Sebagaimana dalam surat an-Nahl ayat 44: Artinya: dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamuAl-Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya D Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Fase D. Pada elemen Al-Qur'an Hadis peserta didik: memahami definisi Al-Qur'an dan Hadis Nabi dan posisinya sebagai sumber ajaran agama Islam. memahami pentingnya pelestarian alam dan lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam. Carilahayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan! - 25776575 Litha6454 Litha6454 28.11.2019 B. Arab Sekolah Menengah Atas Contoh aktivitas yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut : Mentaati rambu-rambu lalu lintas. AlQur’an dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat Islam dalam memahami syariat. Pada tahun 1958 salah seorang sarjana barat yang telah mengadakan penelitian dan penyelidikan secara ilmiah tentang Al-Qur’an mengatan bahwa : “Pokok-pokok ajaran Al-Qur’an begitu dinamis serta langgeng abadi, sehingga tidak ada di dunia ini suatu silahkandisimak penjelasa. singkat dari ibu,jika ada yang mau ditanya silahkan ke grup kelas kita BeliProduk Ayat Ayat Hadis Ekonomi Berkualitas Dengan Harga Murah dari Berbagai Pelapak di Indonesia. Tersedia Gratis Ongkir Pengiriman Sampai di Hari yang Sama. Download app 15 barang. Ayat-Ayat dan Hadis Ekonomi Syariah - Mardani. Rp65.600. 5 Terjual 18 Sleman. Buku Beta. Ayat Ayat dan Hadis Ekonomi Syariah - Mardani ArabLatin: wa mā huwa bil-hazl. Artinya: dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau. — Surat At-Tariq Ayat 14. Demi langit yang menurunkan hujan berkali-kali, Dan bumi yang memiliki biji-bijian yang tumbuh, Sesungguhnya al-qu’an adalah perkataan yang memisahkan antara yang haq dengan yang batil, Ia tidak main main. مَنْيُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ. “ Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah “. [An-Nisaa/4 : 80] Imam Syafi’i berkata : ” Dalam ayat ini Allah mengajarkan kepada mereka bahwa membai’at Rasulullah berarti sama dengan membai’at Allah dan taat 1 Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan! 2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu! 3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi objekif di lapangan yang kamu temui! Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 6.8 Salat berjamaah. Sumber: Dok. Kemdikbud Kedudukanhadits sebagai sumber ajaran Islam didasarkan pada keterangan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits juga didasarkan kepada kesepakatan para sahabat.8 Seluruh sahabat sepakat untuk menetapkan tentang wajibnya mengikuti hadits baik pada Rasulullah masih hidup maupun setelah wafat. Keberadaan hadits sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur’an, WsEay. Taat memiliki arti tunduk kepada Allah Swt., pemerintah, dsb. tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad Saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa ada pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin selama tidak maksiat, akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran. Al-Qur'an Surat An-Nisa' Ayat 59. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” an-Nisa/4 59 Kandungan Al-Qur'an Surat An-Nisa' Ayat 59. Asbabu al-Nuzul atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah saw. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah Saw.. As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasulullah Saw. sebagai pemimpin dalam sariyah. Al-Qur'an Surat an-Nisa/4 59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah Swt., perintah Rasulullah Saw., dan ulil amri. Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat. 1. Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari. Arti ulil amri adalah umara, ahlul ilmi wal fiqh mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan fiqh. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah Saw. itulah yang dimaksud dengan ulil amri. 2. Al-Mawardi. Ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat "ulil amri", yaitu 1 umāra para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan, 2 ulama dan fuqaha, 3 sahabat-sahabat Rasulullah Saw., 4 dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar. 3. Ahmad Mustafa al-Maraghi. Bahwa ulil amri itu adalah umara, ahli hikmah, ulama, pemimpin pasukan dan seluruh pemimpin lainnya. Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri apa pun pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri. Namun, perlu diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”; sebagaimana kata “taat” yang digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-Nya. Quraish Shihab, Mufassir Indonesia, memberi ulasan yang menarik “Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Artinya, apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan rasul-Nya, tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka." Lebih lanjut Rasulullah Saw. menegaskan dalam hadis berikut ini Artinya “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda... Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.” HR. Muslim Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang kandungan Al-Qur'an Surat An-Nisa’ Ayat 59 tentang taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin. Hasil pencarian tentang hadist+tentang+taat+pada+peraturan Apakah yang Anda maksud hadits tentang taat pada peraturan? dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang selalu kembali kepada Allah lagi memelihara semua peraturan-peraturan-Nya Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata "Alangkah baiknya, andaikata...kami taat kepada Allah dan taat pula kepada Rasul". Janganlah begitu sesungguhnya jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin tentang akibat...perbuatan kalian itu, niscaya kalian tidak akan lalai taat kepada Allah. oleh Allah yang mengganti agama-agama lainnya, yaitu agama Islam yaitu orang-orang lafal alladziina pada...ayat ini berkedudukan menjelaskan lafal alladziina pada awal ayat yang diberikan Alkitab kepada mereka...membayarnya setiap tahun dengan patuh lafal yadin berkedudukan menjadi hal/kata keterangan, artinya, secara taat...langsung tanpa memakai perantara atau wakil sedangkan mereka dalam keadaan tunduk yaitu patuh dan taat...terhadap peraturan/hukum Islam. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, "Aduhai!...lafal Yaa menunjukkan makna Tanbih atau memohon perhatian andai kata kami taat kepada Allah dan taat Dan demikianlah penurunan itu Kami telah menurunkannya Alquran itu sebagai peraturan dalam bahasa...hawa nafsu orang-orang kafir, dalam hal apa yang mereka inginkan, supaya kamu melakukannya menurut peraturan...Ini hanyalah merupakan perumpamaan setelah datang pengetahuan kepadamu tentang tauhid maka sekali-kali Maka bersegeralah taat kepada Allah. Jangan kalian jadikan tuhan yang lain bersama Allah....Sesungguhnya aku adalah utusan Allah sebagai pemberi peringatan yang jelas tentang akibat syirik. Maka bersegeralah taat kepada Allah. Jangan kalian jadikan tuhan yang lain bersama Allah....Sesungguhnya aku adalah utusan Allah sebagai pemberi peringatan yang jelas tentang akibat syirik. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya terhadap makhluk-Nya lagi Maha Bijaksana mengenai peraturan-peraturan Sesungguhnya hanya pada Allah kemutlakan pengetahuan tentang hari kiamat....Dan Dia pula yang menurunkan hujan pada waktu yang telah ditentukan-Nya....Tak seorang pun-baik yang taat maupun yang jahat-yang tahu apa yang akan diperbuatnya esok hari, baikkah...Karena sesungguhnya hanya Allah yang memiliki kesempurnaan ilmu tentang segala sesuatu, dan Dia tidak Dan Allah Maha Mengetahui keadaanmu lagi Maha Bijaksana mengenai rencana dan peraturan-peraturan-Nya Terdapat juga bacaan dengan baris di atas pada kedua fi`il tersebut....Itulah, yakni hukum-hukum yang disebutkan di atas peraturan-peraturan Allah, maka janganlah kamu melanggarnya...Barang siapa yang melanggar peraturan-peraturan Allah, maka merekalah orang-orang yang aniaya. , maka tidak ada dosa bagi keduanya, maksudnya istri dan bekas suami yang pertama untuk kembali pada...Itulah, maksudnya semua yang telah disebutkan itu peraturan-peraturan Allah yang dijelaskan-Nya kepada Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat peraturan dari urusan agama itu, maka ikutilah kebijakan-Nya, Dia memilih siapa saja yang dikehendaki untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya dan untuk taat...kepada-Nya sesuai dengan ilmu-Nya tentang kesiapan yang ada pada mereka. Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. Sesungguhnya dia amat taat kepada Rabbnya, selalu bertasbih dan berzikir pada semua waktunya. Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Pada hari ketika langit terbelah, manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan yang benar dalam bahasa Arab. lam qasam' menyatakan bersumpah artinya 'demi' kamu telah mengetahui orang-orang yang melanggar peraturan...di antaramu pada hari Sabtu yakni dengan menangkap ikan padahal Kami telah melarangmu dari demikian Akhirnya Allah memperketat peraturan kepada mereka di hari Sabtu....terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu yaitu Dia kelak akan memberi pahala kepada orang yang taat Kemudian Kami jadikan kamu hai Muhammad berada di atas suatu syariat yakni peraturan dari urusan Yang dapat kamu buat mendengar hanyalah orang yang beriman pada ayat-ayat Kami....Mereka memang taat dan selalu menyambut seruan Kami. Pada hari ketika orang-orang kafir dihadapakan ke neraka lalu dikatakan kepada mereka, "Kalian telah...Pada hari ini kalian akan dibalas dengan azab yang menghinakan, karena kalian telah menyombongkan diri...di muka bumi tanpa alasan yang benar dan tidak taat kepada Allah. menjadikan seorang khalifah di muka bumi" yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan-Ku...Huruf lam pada 'laka' itu hanya sebagai tambahan saja, sedangkan kalimat semenjak 'padahal' berfungsi...Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" tentang maslahat atau...kepentingan mengenai pengangkatan Adam dan bahwa di antara anak cucunya ada yang taat dan ada pula yang Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang ghaib lalu mereka menulis padanya apa yang mereka tetapkan Orang-orang bertanya kepadamu, Muhammad, tentang masa datangnya kiamat....Katakan kepada mereka yang bertanya itu, "Pengetahuan tentang hal itu hanya ada pada Allah. Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megah-megahkan di dunia PENJELASAN KETAATAN KEPADA ALLAH ADALAH DENGAN MENTAATI RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAMOleh Al-Hafizh Al-Imam As-SuyuthiDi dalam pembahasan tentang perintah Allah untuk taat kepada Rasul-Nya, Al-Baihaqi berkata ” Bahwa keterangan tentang ketaatan kepada Allah adalah dengan mentaati utusan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menetapi janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar“. [Al-Fath/48 10]Dan يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ“Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah“. [An-Nisaa/4 80]Imam Syafi’i berkata ” Dalam ayat ini Allah mengajarkan kepada mereka bahwa membai’at Rasulullah berarti sama dengan membai’at Allah dan taat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah taat kepada Allah, maka Allah وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا“Maka demi Rabbmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. [An-Nisa/4 65].Imam Syafi’i mengatakan “Ayat ini diturunkan pada seorang laki-laki yang bersengketa dengan Az-Zubair tentang hak penyiraman tanah kebun, lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memutuskan bahwa penyiraman itu adalah milik Az-Zubair, dan ketetapan itu adalah Sunnah dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang mana dalam Al-Qur’an tidak ada suatu hukum yang menetapkan tentang perkara oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Az-Zubair Bahwa seorang laki-laki dari golongan Anshar bersengketa dengan Az-Zubair tentang tanah datar yang penuh bebatuan dan tempat mengalirnya air, yang mana air dari tempat itu digunakan untuk menyirami pohon kurma, laki-laki dari golongan Anshar itu berkata ”Biarkan air itu mengalir”, lalu Zubair tidak memenuhi permintaan itu, maka kedua orang ini menyerahkan perkara itu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.“Siramilah wahai Zubair kemudian alirkanlah air itu kepada tetangga”.Lalu laki-laki Anshar itu berkata “Wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam apakah keputusan itu didasari karena Az-Zubair adalah saudara sepupumu”, maka berubahlah roman wajah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda.“Wahai Zubair siramlah kemudian bendunglah air itu hingga kembali kepada dinding-dinding pembatas”.Kemudian Az-Zubair berkata “Demi Allah sesungguhnya aku menduga bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan hal itu”. Yakni وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ“Maka demi Rabbmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan“. [An-Nisa/4 65]Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata Bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.“Barangsiapa yang taat kepadaku berarti ia telah taat kepada Allah dan barangsiapa yang durhaka terhadapku maka ia telah durhaka terhadap Allah”.Dan diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Jabir bin Abdullah, ia berkata “Datang malaikat kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam saat beliau tidur, sebagian malaikat berkata bahwa beliau tidur dan sebagian lain berkata bahwa yang tidur adalah matanya namun hatinya jaga. Malaikat ini berkata “Sesungguhnya sahabat kalian ini memiliki perumpamaan maka berilah perumpamaan baginya”. Maka di antara malaikat ada yang berkata “Sesungguhnya beliau tidur”, sebagian lain berkata “Sesungguhnya mata beliau tidur namun hatinya jaga”, maka malaikat itu berkata “Perumpamaannya adalah bagaikan seorang laki-laki yang membangun sebuah rumah, di dalam rumah itu ia menyediakan meja yang di atasnya terdapat hidangan, lalu ia mengutus orang untuk mengundang. Adapun yang memenuhi undangan itu maka ia masuk ke dalam rumah itu dan memakan hidangan itu, sedangkan yang tidak memenuhi undangan tersebut, maka tidak masuk ke dalam rumah itu dan tidak memakan hidangan tersebut”. Para malaikat itu berkata “Ta’wilkanlah itu padanya sehingga dipahaminya”. Maka di antara mereka ada yang berkata “Sesungguhnya beliau sedang tidur”, sebagian lainnya berkata “Sesungguhnya matanya tertidur sedangkan hatinya jaga”, maka berkata malaikat itu “Rumah itu adalah Surga, sedang orang yang mengundang itu adalah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Barangsiapa yang mentaati Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam berarti ia taat kepada Allah, dan barangsiapa yang durhaka terhadap Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam berarti ia telah durhaka terhadap Allah. Muhammad adalah sosok yang dapat membedakan manusia”.Dan telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى“Setiap umatku akan masuk Surga kecuali yang tidak mau.?’. Para sahabat bertanya Wahai Rasulullah siapakah yang tidak mau ?’. Beliau bersabda Barangsiapa yang taat kepadaku maka ia masuk Surga dan barangsiapa yang tidak taat padaku maka dialah yang tidak mau masuk Surga“.Berkata Imam Syafi’i Allah Subhanahu wa Ta’ala تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian yang lain. Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung kepada kawannya, maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih“. [An-Nur/24 63]Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Sufyan tentang firman Allah “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul takut akan ditimpa cobaan”. Ia Sufyan berkata Maksudnya adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menutup hati mereka untuk menerima segala sesuatu yang diberikan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada mereka dan meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam terhadap mereka, maka Allah آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah“. [Al-Hasyr/59 7].Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, bahwa ia berkata “Allah Subhanahu wa Ta’ala melaknat wanita yang mentato tubuhnya, wanita yang meminta di tato tubuhnya, wanita yang mencabut bulu alis dan bulu mata dan wanita yang membuat cela diantara giginya untuk memperindah dirinya dengan merubah bentuk ciptaan Allah”, kemudian ucapan Ibnu Mas’ud ini sampai kepada seorang wanita yang dikenal dengan panggilan Ummu Yaq’ub, maka Ummu Yaq’ub datang kepada Ibnu Mas’ud dan berkata “Sesungguhnya telah sampai berita kepadaku bahwa engkau mengucapkan begin dan begitu”, maka Ibnu Mas’ud berkata “Apa tidak boleh saya melaknat orang yang dilaknat Rasulullah, dan hal itu telah disebutkan dalam Kitabullah”, lalu Ummu Yaq’ub berkata “Sesungguhnya saya telah membaca seluruh Al-Qur’an dan saya tidak mendapatkan tentang hal itu”, Ibnu Mas’ud berkata “Jika engkau telah membaca Al-Qur’an maka engkau telah mendapatkan tentang itu, apakah engkau membaca firman آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkan“. [Al-Hasyr/59 7]Wanita itu menjawab “Ya”, Ibnu Mas’ud berkata “Sesungguhnya Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam telah melarang hal itu”.Berkata Imam Syafi’i “Al-Qur’an juga telah menerangkan bahwa sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah memberi petunjuk pada jalan yang lurus, Allah berfirman.“Tetapi kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus Yaitu jalan Allah”. [Asy-Syura 52-53]Berkata Imam Syafi’i “Kewajiban bagi manusia yang hidup di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan bagi manusia yang hidup setelah beliau adalah kewajiban yang sama, yaitu diwajibkan bagi tiap-tiap manusia untuk taat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Al-Baihaqi mengeluarkan suatu riwayat dengan sanadnya dari Maimun bin Marhan tentang firman تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al-Qur’an dan Rasul As-Sunnah”. [An-Nisa’/4 59]Maksud “mengembalikan kepada Allah” dalam ayat ini adalah mengembalikan kepada kitab-Nya yaitu Al-Qur’an, sedangkan mengembalikan kepada Rasul Shallallahu alaihi wa sallam, jika beliau telah wafat “adalah kembali kepada Sunnah beliau”. Selanjutnya Al-Baihaqi menyebutkan suatu hadits riwayat Abu Daud dari Abu Rafi’i, ia berkata Bersabda Rasulullah Shallallahu laihi wa sallam.“Sungguh aku akan dapatkan seseorang di antara kalian yang tengah bersandar di atas dipannya kemudian datang kepadanya suatu perkara dariku yang aku perintahkan kepadanya atau aku larang baginya, lalu ia berkata “Saya tidak tahu, apa yang kami temukan di dalam Kitabullah maka kami mengikutinya”.Imam Syafi’i berkata “Dalam hadits ini terkandung berita dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan beliau memberitahukan kepada umatnya bahwa mereka diharuskan mengikuti Sunnah Rasulullah walaupun tidak ada nashnya di dalam Al-Qur’an”.Kemudian Al-Baihaqi menyebutkan suatu hadits yang diriwayatkan pula oleh Abu Daud dari Al-Irbadh bin Syariyah, ia berkata “Kami singgah bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di Khaibar dan bersama beliau ada para sahabat beliau, di antara penduduk Khaibar terdapat seorang laki-laki yang datang menemui Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, laki-laki itu berkata “Wahai Muhammad, apakah kalian akan menyembelih keledai-keledai kami, apakah kalian akan memakan buah-buahan kami, dan apakah kalian akan memukuli wanita-wanita kami .?, maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam marah dan beliau bersabda.“Wahai Ibnu Auf seorang sahabat naikilah kudamu, kemudian serukan panggilan agar mereka berkumpul untuk melaksanakan shalat”.Maka para sahabat berkumpul dan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengimami mereka shalat, kemudian beliau berdiri dan bersabda.“Apakah seorang di antara kalian yang bersandar pada dipannya menduga, bahwa Allah tidak mengharamkan sesuatu kecuali yang ada di dalam Al-Qur’an ini, ketahuilah bahwa sesungguhnya aku -demi Allah- telah memerintahkan, aku telah menasehati, dan aku telah melarang beberapa hal, sesungguhnya semua itu adalah sama dengan Al-Qur’an atau lebih, dan sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak membolehkan bagi kalian untuk masuk ke dalam rumah-rumah para ahlul kitab kecuali dengan izin, tidak boleh memukul para wanita mereka, tidak boleh memakan buah-buahan mereka, kecuali jika mereka memberi pada kalian dari apa yang ada pada mereka”.[Disalin dari buku Miftahul Jannah fii-Ihtijaj bi As-Sunnah, edisi Indonesia KUNCI SURGA Menjadikan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam Sebagai Hujjah oleh Al-Hafizh Al-Imam As-Suyuthi, hal. 36-46 Terbitan Darul Haq, penerjemah Amir Hamzah Fachruddin] Home /A4. Indahnya Mengikuti Sunnah/Penjelasan Ketaatan Kepada Allah...